Selasa, 12 Maret 2013

AJARAN AJARAN YANG DAPAT DIPETIK DARI PELAKSANAAN IBADAH HAJI


AJARAN-AJARAN YANG DAPAT DIPETIK DARI PELAKSANAAN IBADAH HAJI
OLEH : DRS. H. M. SAKTI RANGKUTI, M.A.
SELESAI DITULIS HARI SELASA TGL.12 MARET 2O13 PUKUL 12.30.WIB.
KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) SHAFA WAL MARWAH KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

Dari berbagai pelaksanaan ibadah haji yang dikerjakan di dalam menunaikan ibadah haji tentunya ada hal-hal yang diingat bagi setiap orang yang inigin  menyelidikinya dan ada pula suri tauladan bagi orang yang ingin menyelaminya. Bila pintu-pintu rahasia telah terbuka, maka akan tersingkaplah jalan yang terang bagi setiap orang yang ingin mengetahui rahasia-rahasia itu sebagai bahan untuk mensucikan hatinya, diantaranya adalah :

1.    Allah Ta’ala telah memuliakan Baitullah (Ka’bah) yang telah berusia sangat tua dengan menisbahkan kepada DzatNya sendiri.Baitullah dijadikan sebagai tempat tujuan seluruh hambaNya. Daerah sekelilingnya itu dijadikan sebagai tanah haram (suci),bahkan tempat itu dipekokoh pula kehormatannya dengan dilarang melakukan perburuan dan memotong pepohonan yang ada disekitarnya.Manusia berdatangan dari berbagai penjuru dunia dalam kondisi kusut masai, merendahkan diri kepada Dzat yang menguasai Baitullah itu, karena menghormati keagungan dan kebesaranNya.Perasaan ini mesti dimunculkan,agar ketauhidan semangkin kuat dan kokoh bagi orang yang datang untuk memperhambakan diri kepada Allah SWT.dalam rangka menaati dan menjalankan perintahNya.


2.    Dalam berihram dan mengumandangkan ucapan talbiah                 (labbaikallahumma labbaik dst.)  merupakan satu pernyataan dalam rangka memperkenankan seruan Allah Azza wa Jalla.


3.    Menyaksikan Baitullah merupakan penghadiran keagungan rumah Allah itu dalam hati nurani dan juga untuk menghitung-hitung bila nanti dapat menyaksikan Dzat Allah yang memiliki Baitullah itu di hari akhirat nanti.Ini perlu dibayangkan untuk lebih mengesankan keagungan Dzat Allah yang Maha besar itu di dalam kalbu.

4.    Memasuki kota Mekkah sebagai peringatan telah tiba di satu tempat yang suci, sebagaimana yang telah dinyatakan Allah Ta’ala sendiri.Dengan demikian seseorang akan merasakan adanya rasa takut sehingga ia tergolong orang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.Oleh karenanya ia tetap mengharapkan RahmatNya.

5.    Dalam melaksanakan thawaf di Baitullah merupakan manifestasi dengan para Malaikat yang kedudukannya sangat dekat kepada Allah SWT.Yang bertugas semata-mata mengelilingi arsy.Maka oleh sebab itu yang menjadi tujuan yang utama bukanlah thawafnya tubuh yang kasar ini akan tetapi yang lebih penting adalah thawafnya hati dengan senantiasa ingat kepada Allah SWT.

6.    Menggantung di tabir Baitullah dan menempelkan diri di Multazam adalah merupakan tanda pengharapan dan pendekatan diri serta hati disebabkan factor kecintaan dan kerinduan kepada Baitullah dan yang menguasaiNya,juga untuk mengharapkan keberkahan dan keampunan, keamanan dan kesejahteraan serta keselamatan.Hal ini dapat diumpamakan dengan seseorang yang merasa berdosa yang bergantung kepada pakaian seseorang yang ingin dimohonkan keampunannya, merendahkan diri untuk dapat dima’afkan,dengan menyatakan bahwa tidak ada lagi yang dapat dijadikan tempat berlindung dan pengungsian selain daripada yang dihadapinya  itu. Bahkan ia tidak suka untuk melepaskan penggantungannya sebelum sungguh-sungguh adanya pernyataan bahwa ia telah diampuni.

7.    Dalam melaksanakan sa’i dari bukit shafa ke bukit marwah menggambarkan kebimbangan seseorang akan kehilangan miliknya dengan berulangkali pergi dan kembali.Hal ini adalah merupakan pernyataan keikhlasan dalam menunaikan pengkhidmatan dan mengharapkan agar dibelaskasihani. Sama halnya dengan seseorang yang menghadap seorang raja, ia keluar masuk istana dan belum diketahui dengan pasti apakah permohonan yang diajukan itu akan ditolak atau diterima. Ia senantiasa kesana kemari di halaman istana sesekali berada di sudut sini dan sesekali berada di sudut sana.Namun ia tetap penuh pengharapan, seandainya tidak disini akan diberi belaskasihani oleh raja, mungkin disana timbul rasa belas kasih sayang raja itu kepadanya.

8.    Tentang wukuf di padang Arafah dan menyaksikan berjejalnya manusia disitu serta menggelegarnya suara manusia yang beraneka ragam bahasanya itu, mengingatkan peristiwa nanti di hari akhirat.Disaat seluruh manusia telah dikumpulkan seluruhnya di padang Makhsyar.Mereka semua kebingungan dengan perasaan yan tidak karuan, apakah amalnya diterima atau ditolak.Dengan mengingat seperti ini maka hatipun akan merendah dan sangat memohon belaskasihan Allah Azza wa Jalla.Oleh sebab itu, apabila seluruh manusia itu benar-benar yang berada disitu telah bersatupadu kehendaknya, semua hati bertujuan semataa-mata mengharapkan kasihan dan kerahmatan, semua tangan menengadah kepada Allah SWT. Semua pandangan menuju ke langit,semua dipusatkan untuk satu kepentingan mengharapkan kasih saying Allah itu, maka jangan dianggap lagi bahwa harapan itu akan sia-sia belaka.Akan tetapi sebaliknya bahwa rahmat, kasihsayang dan belaskasihan itu pasti akan meluap membanjiri semua manusia yang mengharapkannya.
9.    Adapun tentang hal melontar jumrah merupakan keta’atan dalam melaksanakan perintah, juga menunjukkan kerendahan diri sebagai hamba sahaya atau budak.Dalam hal melontar itu dimaksudkan untuk mengusir syetan,menghancurkan kekuatannya dan melenyapkan tipudayanya serta rayuannya.

10.  Berziarah ke Madinah dan menyaksikan segala sesuatu yang ada disana adalah sebagai mengingat akan suatu negeri yang dipilih oleh Allah SWT. Untuk NabiNya yang dikasihi.Itulah tempat hijrah rasulNya yang dimuliakan. Madinah itulah tempat disyariatkannya segala fardhu yang ditentukan Allah SWT. Dan sunnah-sunnah nabiNya.Darisitulah RasulNya memerangi musuh-musuhnya  dan kebesaran agama sampai wafatnya.

Demikianlah beberapa ajaran yang dapat dipetik dari pelaksanaan ibadah haji itu, sementara lebih jauh Allah SWT.memerintahkan kaum muslimin agar mengambil manfa’at dari nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji tersebut.Baik yang berhungan dengan kepentingan hidup di dunia maupun yang berhubungan dengan kepentingan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar