Minggu, 11 November 2012

SEJARAH BANGSA ARAB




Drs.H.M.SAKTI RANGKUTI,MA.
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir. Jazirah dibatasi laut merah dan gurun Sinai di sebelah barat, disebelah timur dibatasi laut arab yang bersambung dengan laut India, di sebelah utara dibatasi negeri syam dan sebagian kecil dari negara iraq, sekalipun terdapat perbedaan dalam penentuan batas ini. Jazirah Arab hanya dikelilingi oleh gurun dan pasir dari segala sudutnya yang merupakan benteng yang kokoh, Karena kondisi itulah yang memungkinkan bangsa Arab tidak terjajah oleh dua Imperium Besar Romawi dan Persia.

Keturunan arab tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Nabi Ibrahim yang membuka pertama kali kehidupan di Hijaz yaitu didekat Baitul Haram. Sudah diketahui Bahwa Nabi Ibrahim AS Hijrah dari Iraq ke Haran, termasuk ke Palestina, dan menjadikan negeri itu sebagai pijakan dakwahnya. Beliau banyak menyusuri negeri ini dengan setitik harapan, hingga akhirnya beliau sampai ke Mesir. Fira’un Penguasa Mesir saat itu merencanakan siasat buruk terhadap istri beliau Siti Sarah , Namun Allah justru mengembalikan Jeratan itu ke lehernya. Hingga akhirnya Firaun tahu kedekatan Siti Sarah dengan Allah. Untuk itu dia menghadiahkan putrinya sendiri, Hajar untuk menjadi Pembantu Sarah, Sebagai pengakuan terhadap keutamaan Sarah, dan akhirnya Sarah mengawinkan Hajar dengan Ibrahim.

Ibrahim as kembali ke Palestina dan Allah menganugerahkan Ismai’l dari Hajar. Sarah terbakar api cemburu. Dia memaksa Ibrahim untuk melenyapkan hajar dan putranya yang masih kecil, Ismail. Maka beliau membawa keduanya ke Hijaz, rasa gundah menggelayuti pikiran Ibrahim, Beliau menoleh kekiri dan kekanan, lalu meletakkan putranya ke dalam tenda, tepatnya didekat mata air zam-zam. Saat itu di Makkah tak ada satupun manusia dan tidak ada mata air. Beliau meletakkan geriba, wadah air didekat Hajar dan Isma’il,juga korma. Setelah itu Beliau kembali lagi kePalestina. Beberap ahari tak lama kemudian, bekal dan air telah habis, sementara tak ada mata air yang mengalir. Tiba-tiba mata air Zam-zam memancar berkat karunia Allah, sehingga bisa menjadi sumber penghidupan bagi keduanya.
Suatu Kabilah dari Yaman (Jurhum kedua ) datang disana, dan atas perkenan Ibu Ismail mereka menetap disana,. sebelum itu mereka sudah biasa melewati jalur Makkah. Ada yang mengatakan mereka sudah ada disana sebelum itu, menetap dilembah-lembah pinggir kota Mekkah. Adapun riwayat Al Bukahry menegaskan bahwa mereka singgah di Makkah setelah kedatangan Ismail dan Ibunya, sebelum Ismai’l remaja. Mereka sudah biasa melewati jalur Makkah sebelum itu.

Sebelum remaja Ismail belajar bahasa Arab dari Kabilah Jurhum. Karena merasa tertarik kepadanya, maka mereka mengawinkannya dengan salah seorang wanita dari golongan mereka. Saat itu Ibu Ismail telah meniggal dunia.
Suatu saat Ibrahim hendak menjenguk keluarga yang ditinggalkannya, Maka beliau datang setelah pernikahan itu. Tatkala tiba dirumah Isma’il, beliau tidak mendapatkan Isma’il. Maka belaiu bertanya kepada Istrinya, bagaimana keadaan mereka berdua. Istri Ismail mengeluhkan kehidupan mereka yang melarat. Maka Ibrahim menitip pesan, agar Istrinya menyampaikan kepada Isma’il untuk merubah palang pintu rumahnya. Setelah diberitahu, Ismai’l mengerti maksud pesan Ayahnya. Maka Ismai’l menceraikan Isterinya dan kawin lagi dengan wanita lain, yaitu putri Mudhah bin Amr, pemimpin dan pemuka Kabilah Jurhum.
Setelah perkawinan Ismail yang kedua ini Ibrahim datang lagi namun tidak bisa bertemu dengan Isma’il. Beliau bertanya kepada istri Isma’il keadaan mereka berdua. Jawaban Istri Ismail adalah pujian kepada Allah. Lalu Ibarahim menitip pesan untuk Isma’il untuk mengokohkan palang pintunya, kemudian kembali ke Palestina.
Pada kedatangan ketiga Ibrahim bertemu dengan Ismail yang sedang meraut anak panahnya di bawah sebuah pohon dekat sumur zam-zam. Tatkala melihat ayahnya, Ismail berbuat selayaknya seorang anak yang lama tidak bersua Ayahnya. Pertemuan ini terjadi setelah sekian lama. Dengan adanya pertemuan ini mereka sepakat untuk membangun Ka’bah, meninggikan sendi-sendinya, dan Ibrahim memperkenankan orang berhaji sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada beliau.
Dari perkawinannya dengan putri Mudhah, Ismail dikaruniai anak oleh Allah sebanyak dua belas, yang semuanya laki-laki, yaitu: Nabat atau Nabayuth, Qidar, Adbai’l, Mabsyam, Masyama, Duma, Misya, Hadad, Yatma, Yathur, Nafis dan Qaidaman.dari mereka inilah kemudian menjadi dua belas kabilah, yang semuanya menetap di Makkah untuk sekian lama. Pokok pencaharian mereka adalah berdagang, membentang dari Negeri Yaman hingga ke Syam dan Mesir.Selanjutnya Kabilah-kabilah ini menyebar di berbagai penjuru Jazirah, bahkan keluar Jazirah. Seiring dengan perjalanan waktu, keadaan mereka tidak lagi terdeteksi kecuali anak keturunan Nabat dan Qidar.
Peradaban anak keturunan Nabat bersinar di Hijaz utara. Mereka mampu mendirikan pemerintahan yang kuat dan menguasai daerah-daerah disekitarnya, menjadikan Al-Bathra sebagai Ibukotanya. Tak seorang pun berani memusuhi mereka hingga datang pasukan Romawi yang melindas mereka.
Sedangkan anak keturunan Qidar bin Ismail tetap menetap di Makkah, beranak pinak disana hingga menurunkan adnan dan anaknya Ma’ad. Dari merekalah Keturunan Arab Adnaniyah dapat dipertahankan keberadaannya. Adnan adalah kakek ke dua puluh dua dalam silsilah keturunan Nabi SAW.Antara Adnan sampai Ibrahim ada empat puluh keturunan yang didasarkan pada penelitian yang mendetail.
Keturunan Ma’ad dari anaknya Nizar telah berpencar kemana-kemana menurut suatu pendapat, Nizar adalah satu-satunya anak Ma’ad . Sedangkan Nizar sendiri mempunyai empat anak, yang kemudian menjadi empat kabilah besar, yaitu Iyadh, Anmar, Rabi’ah dan Mudhar. Dua kabilah terakhir inilah yang paling banyak marga dan sukunya. Dari Rabi’ah ada Asad bin Rabi’ah, Anzah, Abdul Qais, dua anak Wa’il, Bakr dan Taghlib, Hanifah dan lain-lainnya.
Sedangkan Kabilah Mudhar berkembang menjdai dua suku yang besar, yaitu Qais Ailan bin Mudhar dan Marga-marga Ilyas bin mudhar. Dari Qais Ailan ada bani Sulaim, Bani Hawazin, Bani Gathafan. Dari Gatahafan ada Abs, Dzibyan,Asyja dan Ghany bin A’shar. Dari Ilyas bin Mudhar ada Tamim bin Murrah, Huzail bin mudrikah, Bani Asad bin khuzaimah dan marga-marga Kinanah bin khuzaimah. Dari Kinanah ada Quraisy, yaitu anak Keturunan Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah.
Quraisy terbagi menjadi beberapa kabilah, yang terkenal adalah Jumuh, Sahm, Makhzum, Taim,Zuhrah, dan suku-suku Qushay bin Kilab, yaitu abdur-dar bin Qushay, Asda bin Abdul uzzabin Qushay dan abdi Manaf bin Qusay.
Abdi Manaf mempunyai empat anak : abdi Syams, Naufal,Al Muthalib dan Hasyim. Hasyim adalah keluarga yang dipilih Allah bagi Muhammad bin Abdullah bin Abdul muthalib bin hasyim. Rasulullah pernah bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Ismai’l dari anak Ibrahim, memilih Kinanah dari anak Ismail, memilih Quraisy dari bani Kinanah, Memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari bani Hasyim” (HR. Muslim dan Tirmidzi)



Drs.H.M.SAKTI RANGKUTI,MA.
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir. Jazirah dibatasi laut merah dan gurun Sinai di sebelah barat, disebelah timur dibatasi laut arab yang bersambung dengan laut India, di sebelah utara dibatasi negeri syam dan sebagian kecil dari negara iraq, sekalipun terdapat perbedaan dalam penentuan batas ini. Jazirah Arab hanya dikelilingi oleh gurun dan pasir dari segala sudutnya yang merupakan benteng yang kokoh, Karena kondisi itulah yang memungkinkan bangsa Arab tidak terjajah oleh dua Imperium Besar Romawi dan Persia.

Keturunan arab tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Nabi Ibrahim yang membuka pertama kali kehidupan di Hijaz yaitu didekat Baitul Haram. Sudah diketahui Bahwa Nabi Ibrahim AS Hijrah dari Iraq ke Haran, termasuk ke Palestina, dan menjadikan negeri itu sebagai pijakan dakwahnya. Beliau banyak menyusuri negeri ini dengan setitik harapan, hingga akhirnya beliau sampai ke Mesir. Fira’un Penguasa Mesir saat itu merencanakan siasat buruk terhadap istri beliau Siti Sarah , Namun Allah justru mengembalikan Jeratan itu ke lehernya. Hingga akhirnya Firaun tahu kedekatan Siti Sarah dengan Allah. Untuk itu dia menghadiahkan putrinya sendiri, Hajar untuk menjadi Pembantu Sarah, Sebagai pengakuan terhadap keutamaan Sarah, dan akhirnya Sarah mengawinkan Hajar dengan Ibrahim.

Ibrahim as kembali ke Palestina dan Allah menganugerahkan Ismai’l dari Hajar. Sarah terbakar api cemburu. Dia memaksa Ibrahim untuk melenyapkan hajar dan putranya yang masih kecil, Ismail. Maka beliau membawa keduanya ke Hijaz, rasa gundah menggelayuti pikiran Ibrahim, Beliau menoleh kekiri dan kekanan, lalu meletakkan putranya ke dalam tenda, tepatnya didekat mata air zam-zam. Saat itu di Makkah tak ada satupun manusia dan tidak ada mata air. Beliau meletakkan geriba, wadah air didekat Hajar dan Isma’il,juga korma. Setelah itu Beliau kembali lagi kePalestina. Beberap ahari tak lama kemudian, bekal dan air telah habis, sementara tak ada mata air yang mengalir. Tiba-tiba mata air Zam-zam memancar berkat karunia Allah, sehingga bisa menjadi sumber penghidupan bagi keduanya.
Suatu Kabilah dari Yaman (Jurhum kedua ) datang disana, dan atas perkenan Ibu Ismail mereka menetap disana,. sebelum itu mereka sudah biasa melewati jalur Makkah. Ada yang mengatakan mereka sudah ada disana sebelum itu, menetap dilembah-lembah pinggir kota Mekkah. Adapun riwayat Al Bukahry menegaskan bahwa mereka singgah di Makkah setelah kedatangan Ismail dan Ibunya, sebelum Ismai’l remaja. Mereka sudah biasa melewati jalur Makkah sebelum itu.

Sebelum remaja Ismail belajar bahasa Arab dari Kabilah Jurhum. Karena merasa tertarik kepadanya, maka mereka mengawinkannya dengan salah seorang wanita dari golongan mereka. Saat itu Ibu Ismail telah meniggal dunia.
Suatu saat Ibrahim hendak menjenguk keluarga yang ditinggalkannya, Maka beliau datang setelah pernikahan itu. Tatkala tiba dirumah Isma’il, beliau tidak mendapatkan Isma’il. Maka belaiu bertanya kepada Istrinya, bagaimana keadaan mereka berdua. Istri Ismail mengeluhkan kehidupan mereka yang melarat. Maka Ibrahim menitip pesan, agar Istrinya menyampaikan kepada Isma’il untuk merubah palang pintu rumahnya. Setelah diberitahu, Ismai’l mengerti maksud pesan Ayahnya. Maka Ismai’l menceraikan Isterinya dan kawin lagi dengan wanita lain, yaitu putri Mudhah bin Amr, pemimpin dan pemuka Kabilah Jurhum.
Setelah perkawinan Ismail yang kedua ini Ibrahim datang lagi namun tidak bisa bertemu dengan Isma’il. Beliau bertanya kepada istri Isma’il keadaan mereka berdua. Jawaban Istri Ismail adalah pujian kepada Allah. Lalu Ibarahim menitip pesan untuk Isma’il untuk mengokohkan palang pintunya, kemudian kembali ke Palestina.
Pada kedatangan ketiga Ibrahim bertemu dengan Ismail yang sedang meraut anak panahnya di bawah sebuah pohon dekat sumur zam-zam. Tatkala melihat ayahnya, Ismail berbuat selayaknya seorang anak yang lama tidak bersua Ayahnya. Pertemuan ini terjadi setelah sekian lama. Dengan adanya pertemuan ini mereka sepakat untuk membangun Ka’bah, meninggikan sendi-sendinya, dan Ibrahim memperkenankan orang berhaji sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada beliau.
Dari perkawinannya dengan putri Mudhah, Ismail dikaruniai anak oleh Allah sebanyak dua belas, yang semuanya laki-laki, yaitu: Nabat atau Nabayuth, Qidar, Adbai’l, Mabsyam, Masyama, Duma, Misya, Hadad, Yatma, Yathur, Nafis dan Qaidaman.dari mereka inilah kemudian menjadi dua belas kabilah, yang semuanya menetap di Makkah untuk sekian lama. Pokok pencaharian mereka adalah berdagang, membentang dari Negeri Yaman hingga ke Syam dan Mesir.Selanjutnya Kabilah-kabilah ini menyebar di berbagai penjuru Jazirah, bahkan keluar Jazirah. Seiring dengan perjalanan waktu, keadaan mereka tidak lagi terdeteksi kecuali anak keturunan Nabat dan Qidar.
Peradaban anak keturunan Nabat bersinar di Hijaz utara. Mereka mampu mendirikan pemerintahan yang kuat dan menguasai daerah-daerah disekitarnya, menjadikan Al-Bathra sebagai Ibukotanya. Tak seorang pun berani memusuhi mereka hingga datang pasukan Romawi yang melindas mereka.
Sedangkan anak keturunan Qidar bin Ismail tetap menetap di Makkah, beranak pinak disana hingga menurunkan adnan dan anaknya Ma’ad. Dari merekalah Keturunan Arab Adnaniyah dapat dipertahankan keberadaannya. Adnan adalah kakek ke dua puluh dua dalam silsilah keturunan Nabi SAW.Antara Adnan sampai Ibrahim ada empat puluh keturunan yang didasarkan pada penelitian yang mendetail.
Keturunan Ma’ad dari anaknya Nizar telah berpencar kemana-kemana menurut suatu pendapat, Nizar adalah satu-satunya anak Ma’ad . Sedangkan Nizar sendiri mempunyai empat anak, yang kemudian menjadi empat kabilah besar, yaitu Iyadh, Anmar, Rabi’ah dan Mudhar. Dua kabilah terakhir inilah yang paling banyak marga dan sukunya. Dari Rabi’ah ada Asad bin Rabi’ah, Anzah, Abdul Qais, dua anak Wa’il, Bakr dan Taghlib, Hanifah dan lain-lainnya.
Sedangkan Kabilah Mudhar berkembang menjdai dua suku yang besar, yaitu Qais Ailan bin Mudhar dan Marga-marga Ilyas bin mudhar. Dari Qais Ailan ada bani Sulaim, Bani Hawazin, Bani Gathafan. Dari Gatahafan ada Abs, Dzibyan,Asyja dan Ghany bin A’shar. Dari Ilyas bin Mudhar ada Tamim bin Murrah, Huzail bin mudrikah, Bani Asad bin khuzaimah dan marga-marga Kinanah bin khuzaimah. Dari Kinanah ada Quraisy, yaitu anak Keturunan Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah.
Quraisy terbagi menjadi beberapa kabilah, yang terkenal adalah Jumuh, Sahm, Makhzum, Taim,Zuhrah, dan suku-suku Qushay bin Kilab, yaitu abdur-dar bin Qushay, Asda bin Abdul uzzabin Qushay dan abdi Manaf bin Qusay.
Abdi Manaf mempunyai empat anak : abdi Syams, Naufal,Al Muthalib dan Hasyim. Hasyim adalah keluarga yang dipilih Allah bagi Muhammad bin Abdullah bin Abdul muthalib bin hasyim. Rasulullah pernah bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Ismai’l dari anak Ibrahim, memilih Kinanah dari anak Ismail, memilih Quraisy dari bani Kinanah, Memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari bani Hasyim” (HR. Muslim dan Tirmidzi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar