Nabi Adam as
Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran
|
|
OLEH
DRS.HM.SAKTI RANGKUTI,MA.
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Nama
|
Adam
|
Usia
|
930 tahun
|
Periode sejarah
|
5872 - 4942 SM
|
Tempat turunnya di bumi
|
India, ada yang berpendapat di
Jazirah Arab
|
Jumlah keturunannya (anak)
|
40 (laki-laki dan perempuan)
|
Tempat wafat
|
India, ada yang berpendapat di
Mekah
|
di Al-Quran namanya disebutkan
sebanyak
|
25 kali
|
Adam (berarti tanah, manusia, atau
cokelat muda) atau Nabi Adam as sebagai manusia pertama, bersama dengan
istrinya, Hawa.
Merekalah orang tua semua manusia di dunia.
Di dalam Al-Quran, nama Adam as, disebutkan 25 kali dalam 25 ayat.
Penciptaan Adam
Setelah Allah SWT. menciptakan
bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain
yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat
tinggalnya. Saat Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya untuk
menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan
membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi.
Berkatalah para malaikat kepada Allah:
"Mengapa engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Allah kemudian berfirman untuk
menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
"Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah
dari segumpal tanah. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh
ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna.
Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis
kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan
Allah.
Adam diturunkan dibumi bukan
karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah
sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun tidak
melanggar ketentuan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai
khalifah pertama.
Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah
yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan
anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada
yang taat dan ada pula yang membangkang.
Kesombongan iblis (setan)
Saat semua makhluk penghuni surga
bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya iblis (setan) yang
membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih
mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena
setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah
dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan
untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.
Disebabkan oleh kesombongannya
itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya dari surga dan
mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang
akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia telah
dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.
Setan dengan sombong menerima
hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal
hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan
terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, setan justru mengancam
akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan
membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus
dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa
setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh
hati.
Allah hendak menghilangkan
pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan
kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka
diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang ada di alam semesta yang
kemudian diperagakan di hadapan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup
menjawab firman Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan
mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka
tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
Adam lalu diperintahkan oleh Allah
untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah
diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah
yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang
nampak maupun tidak nampak.
Adam diberi tempat oleh Allah di
surga dan baginya diciptakan Hawa untuk mendampingi, menjadi teman hidup,
menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan
keturunan. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah
satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat
beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
"Hai Adam, diamilah oleh kamu
dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi
baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah
[2]:35)
Sesuai dengan ancaman yang
diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat pembangkangannya, setan
mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia
di surga yang tenteram dan damai.
Bujuk rayunya dimulai saat ia
menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin memberi
nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan
kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia
membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan
buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai
malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam
dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon
terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia
menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:
"Turunlah kamu! Sebahagian
kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi,
dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (Q.S. Al-Baqarah
[2]:36)
Mendengar firman Allah tersebut,
sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga
mendapat dosa besar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah
berfirman:
"Turunlah kamu dari syurga
itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati."
Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi
Turunlah mereka berdua ke bumi dan
mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga.
Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil
terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.
Di dalam kitab ad-Durrul Mantsur,
disebutkan "Maka kami katakan, 'Turunlah kalian ... ", dari Ibnu
Abbas, yakni: Adam, Hawa, Iblis, dan ular. Kemudian mereka turun ke bumi
di sebuah daerah yang diberi nama "Dujjana", yang terletak antara
Mekah dan Thaif. Ada juga yang berpendapat Adam turun di Shafa, sementara
Hawa di Marwah. Telah disebutkan dari Ibnu Abbas juga bahwa Adam turun di
tanah India.
Diriwayatkan Ibnu Sa'ad dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, dia mengatakan, Adam
diturunkan di India, sementara Hawa di Jeddah. Kemudian Adam pergi mencari
Hawa sehingga dia mendatangi Jam'an (yaitu Muzdalifah atau al-Masy'ar).
Kemudian disusul (izdalafat) oleh Hawa. Oleh karena itu, tempat tersebut
disebut Muzdalifah.
Diriwayatkan pula oleh Thabrani dan Nua'im di dalam kitab al-Hilyah, serta
Ibnu Asakir dari Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Adam
turun di India."
Sementara Ibnu Asakir menyebutkan ketika Adam turun ke bumi, dia turun di
India.
Di dalam riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar disebutkan :
"Ketika Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India.
Kemudian dia mendatangi Mekah, untuk kemudian pergi menuju Syam (Syria) dan
meninggal disana." (HR. Thabrani)
Dari riwayat-riwayat secara global disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia
turun di India (Semenanjung Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang bernama
Baudza. Di dalam kitab Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan: "Sejak
sampai di semenanjung ini, tujuanku tidak lain, kecuali mengunjungi al-Qadam
al-Karimah. Adam datang ketika mereka tengah berada di semenanjung
Ceylan".
Syaikh Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: "Dialah orang yang pertama
kali membuka jalan untuk mengunjungi al-Qadam."
Lokasi Makam Adam
Sementara makam Adam as sendiri
ada yang mengatakan terletak di gunung Abu Qubais. Ada juga yang mengatakan
di gunung Baudza, tanah dimana dia pertama kali turun ke bumi. Dan ada juga
yang berpendapat, setelah terjadi angin topan, Nuh as mengulangi pemakamannya
di Baitul Maqdis.
Dan kami menarjih apa yang diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan
al-Ya'qubi, bahwa Adam setelah Allah SWT memberikan ampunan kepadanya,
dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat. Disana Jibril mengajarinya
manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi Jabal Abu Qubais.
Kisah Adam dalam Al-Quran
Seperti telah disampaikan di atas
bahwa nama Adam as dalam Al-Quran disebutkan 25 kali dalam 25 ayat, yaitu :
Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37
Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39
Surat Al-Maidah [5] : ayat 27
Surat Al-A'raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127
Surat Al-Israa' [28] : ayat 50
Surat Maryam [19] : ayat 58
Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121
Surat Yaasin [36] : ayat 60
Berikut ini dibeberapa beberapa
ayat penting yang terkait dengan uraian tersebut di atas.
Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat
30-38, Firman Allah SWT :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.
Al-Baqarah [2]: 30)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang
benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah
[2]: 31,32)
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan
dan apa yang kamu sembunyikan ?" Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 33,34)
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga
ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari
surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:
"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan." Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu!
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati". (QS. Al-Baqarah [2]: 35-38)
Kemudian pada Surat Thaahaa [20] : ayat 115-123, Firman Allah SWT :
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa
(akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. Dan
(ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami
berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan
bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua
dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak
akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu
tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di
dalamnya". (QS. Thaahaa [20]: 115-119)
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai
Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak
akan binasa?" Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah
bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah
ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya
petunjuk. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga
bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika
datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thaahaa [20]:
120-123)
Referensi
- Sami bin Abdullah bin Ahmad
al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai
Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira
Jakarta, 2008.
- Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas
Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an
secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira
Jakarta, 2008.
- Ibnu Katsir, Qishashul
Anbiyaa', hlm 24.
- Ibnu Asakir, Mukhtashar
Taarikh Damasyaqa, IV/224.
- ats-Tsa'labi, Qishashul
Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
- Tim DISBINTALAD (Drs. A.
Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran
Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
- Departemen Agama RI, Yayasan
Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah
Per-Kata, Syaamil International, 2007.
- alquran.bahagia.us,
keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, id.wikipedia.org,
PT. Gilland Ganesha, 2008.
- Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara
Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
- Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd
Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab
Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
- M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan
Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani,
Jakarta, 2008.
- Al-Bayan, Shahih Bukhari
Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
- Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan
dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif,
Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar